Wednesday 7 June 2017

Pura Besakih- berwisata sambil mengenang keagungan Tuhan

Pura Besakih,
Foto: balitourismbord.com
Pura Besakih-Berbicara tentang Bali memang tidak akan ada Habisnya, hampir disetiap sudut wilayah Bali memiliki daya tarik tersendiri. Ada yang sudah melegenda, ada yang belum terekpose namun memiliki keindahan alam yang tak kalah menarik dari daerah lainnya di Bali. Keindahan alam dan uniknya budaya Bali, membuat Bali menjadi tujuan favorit wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Banyak pura-pura di Bali sehingga Bali mendapat julukan sebagai Pulau Seribu Pura. Salah satu pura terkenal di Bali adalah Pura Besakih.

Pura Besakih memiliki letak sangat unik yaitu berada di lereng Gunung Agung. Berada di lereng gunung membuat susasana Pura Besakih sangat sejuk. Pura Besakih disebut juga Mother of Temple in Bali atau "Ibu (induk) Pura di Bali" karena di Pura Besakih semua pura-pura kawitan (asal leluhur di Bali) di kumpulkan menjadi satu. Konon Pura Besakih ini sudah ada sejak masa kepemimpinan Raja Airlangga di Bali. Pura ini didirikan pertama kali oleh Rsi Markandya. Pura-Pura kawitan seluruh Bali terkumpul di Pura Penataran Agung.

Nama Besakih ini berasal dari kata “Basuki”, diambil dari kata “Wasuki” yang artinya Keselamatan. Dengan nama tersebut Rsi Markandya bertujuan agar menjadikan Bali ini selamat dari segala bahaya dan petaka.

Setiap 100 tahun sekali di Pura Besakih selalu diadakan upacara Eka Dasa Rudra yang bertujuan untuk memohon keselamatan pada Yang Maha Kuasa untuk Dunia dan Bali khususnya. Pada Tahun 1963 tepat sebulan setelah perayaan Eka Dasa Rudra yaitu pada bulan maret, terjadi letusan Gunung Agung dan mengeluarkan lahar serta debu vulkanik. Lahar keluar dari perut Bumi melalui puncak Gunung Agung kemudian meluncur ke lerengnya dengan kecepatan tinggi. 

Tentunya korban banyak yang berjatuhan akibat lahar panas ini namun hal unik atau aneh terjadi saat itu dimana Pura Besakih tidak terkena terjangan lahar panas. Sebelum lahar Vulkanik menyentuh Pura Besakih, lahar terbelah menjadi dua bagian dan melaju kesamping kiri dan kanan Pura Besakih. Ini menunjukkan Tuhan masih menjaga keberadaan Pura Besakih itu, serta menunjukkan Keagungan Tuhan itu sendiri. Mungkin dengan adanya kejadian tersebut kita dapat memetik hikmah “ Dengan Kejadian Dahsyat sekalipun, Tuhan Masih bisa menunjukkan keberadaannya karena Tuhan itu hanya dapat kita rasakan tanpa dapat kita lihat”. Warga Karangasem yang selamat saat meletusnya Gunung Agung terpaksa bertransmigrasi ke Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera karena berjaga-jaga dengan adanya letusan gunung yang akan terjadi, tetapi syukur letusan Gunung Agung hanya sekali saja.

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Pura Besakih ini, baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Tetapi kebanyakan yang datang ke Pura Besakih ini adalah warga Hindhu Bali yang melaksanakan persembahyangan. Bagi Pengunjung yang ke Pura Besakih, selain dapat mengenang betapa agungnya kuasa Tuhan atas Pura besakih ini dan dapat juga menikmati keindahan alam sekitar serta kemegahan Pura Besakih ini.

Pura Besakih ini terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Pura yang megah menyimpan makna tentang keagungan Tuhan. Jarak Pura Besakih kalau ditempuh dari Kota Denpasar adalah sekitar 25 kilometer. Jangan lupa untuk berfoto-foto saat kamu berkunjung ke Pura Besakih ini agar setiap momentmu dapat kamu abadikan dengan kamera sehingga liburanmu tidak membosankan karena disamping kamu dapat menikmati keindahan alam, kamu juga dapat mengetahui budaya serta makna dari Pura Besakih tersebut.

Bagi wisatawan wanita yang sedang datang bulan tidak memasuki area pura karena memang Pura Besakih adalah kawasan wisata suci. Namun bagi wisatawan yang tidak ada halangan seperti datang bulan wajib menggunakan kamen (sarung khas Bali) dan selendang sebagai ikat pinggang.

Bagi kamu yang belum mengetahui lokasi Pura Besakih, dapat kamu lihat pada peta di bawah ini:




EmoticonEmoticon